Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, April 22, 2014

Sabda Hidup

Rabu, 23 April 2014
Hari Rabu Dlm Oktaf Paskah
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 3:1-10; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk. 24:13-35

Lukas 24:13-35:
13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. 16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. 17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. 18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" 19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. 20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. 21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. 22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, 23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. 24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat." 25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! 26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" 27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. 28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. 29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. 30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. 31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. 32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" 33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. 34 Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." 35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.


Renungan:
Mata adalah indra utama kita untuk melihat. Ketika penglihatan berkurang orang akan segera mencari cara agar bisa segera menyembuhkan atau menggunakan alat bantu agar bisa melihat. Ketidakmampuan melihat bagi orang yang pernah melihat merupakan kondisi yang cukup menyakitkan dan menyesakkan.
Para murid yang ke Emaus pernah melihat Yesus dan bersama Yesus dalam aneka perjalanan dan pengajaran Yesus. Ketika Yesus wafat di kayu salib mereka sedih. Saat Yesus bangkit mereka tidak mampu mengenali Yesus lagi karena pandangan mereka tertutup oleh kabut sedih di hati mereka. Bahkan mata lahiriah mereka pun tidak mampu mengenali Yesus.
Kepedihan yang mendalam bukan hanya akan membutakan hati kita tapi juga bisa menutup pandangan mata kita. Kita bisa menjadi pribadi yang mempunyai mata sehat namun tidak bisa melihat dengan baik segala sesuatu yang di depan kita. Yang ada hanyalah suram dan gelap. Salah satu cara mengatasi "kebutaan" ini adalah kesediaan kita untuk berdialog. Murid Emaus yang mau berdialog dg orang asing, Yesus, akhirnya terbuka. Kabut gelap penutup mata mereka hilang dan mereka bisa melihat Yesus yang telah bangkit. Ketika kita mau berdialog kita pun akan meliat dunia dengan jelas, orang lain sebagai sesama dll.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Ingatlah kisah Emaus. Ingat juga apa yang sering menjadi kabut pengliatanmu kepada Yesus.

Refleksi:
Tulislah langkah2mu untuk mengenali Yesus Kristus?

Doa:
Bapa, terima kasih atas anugerah penglihatanku. Semoga makin hari aku makin bisa melihat dengan jelas semua kebaikan yang telah Kauberikan. Semoga aku melihat segala sesuatu dalam terangMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menyingkapkan kabut yang menutupi penglihatanku akan karya Tuhan.

0 comments:

Post a Comment