Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, April 23, 2014

TARGET LELE IKUT TERPENUHI


Pada Rabu 23 April 2014 kira-kira jam 08.00 Mbak Tari masuk kamar Rama Bambang dan berkata "Rama, wonten kintunan saking Rama Wiyono kangge Rama Bambang" (Rama, ada kiriman dari Rama Wiyono, pastor di Paroki Pugeran, untuk Rama Bambang). Ternyata 40 dos nasi dengan lauknya dari sebuah restoran di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta. "Oooo, niku ngge konsumsi dhahar mangke. Sing badhe rawuh 25 tiyang. Liyane ngge awake dhewe" (Oooo, itu untuk konsumsi santap makan nanti. Yang akan datang ada 25 orang. Lainnya adalah tambahan untuk penghuni Domus Pacis) kata Rama Bambang. Pada hari ini Domus Pacis memang akan menerima kunjungan dari kelompok Ibu-ibu Paroki Pugeran (IPP), Yogyakarta.

Pada jam 10.00 rombongan tamu datang. Ada yang membawa dos snak dan ada pula yang menenteng jumbo tempat minuman segala. "Lho, wis disediani teh, je" (Lho, kami sudah menyediakan teh) kata Rama Bambang yang dijawab oleh salah satu ibu "Niki jus jambu. Mboten nate ngunjuk sing kaya ngaten, ta?" (Ini jus jambu. Rama sini tidak pernah minum yang seperti ini, ta?). Rama Bambang tersenyum dan tidak mengatakan bahwa karyawan Domus Pacis juga kerap membuat minuman jus jambu hasil kebun Domus. Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono juga sudah siap menerima para tamu yang berjumlah 24 orang di ruang pertemuan dalam Domus. Dari 24 orang ibu yang datang, tampaknya hanya 2 orang yang belum kelihatan berusia di atas 50 tahun. Pertemuan ini dibuka oleh ketua Ibu-ibu Paroki Pugeran dengan menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan serta memperkenalkan anggota rombongan satu persatu. Rama Yadi menyambung dengan memperkenalkan rama-rama yang ada di Domus Pacis dan beberapa hal yang dapat dijalani oleh beberapa rama. Rama Yadi juga memperkenalkan karya Pastoral Ketuaan terutama Program Novena Ekaristi Seminar yang diselenggarakan pada tiap Minggu Pertama dari Maret hingga November.

Dalam kunjungan ini acara yang paling pokok adalah ibadat sabda. Oleh Rama Bambang acara dikemas dengan katekese dialogal dengan memanfaatkan bacaan harian, yaitu Lukas 24:13-35. Setiap beberapa ayat selesai dibacakan dengan santai sehingga ibu-ibu dapat secara spontan bereaksi, Rama Bambang memberi kesempatan munculnya komentar dan omongan apapun. Rama Yadi, Rama Harto, dan Rama Tri selalu diminta oleh Rama Bambang memberi tanggapan atas omongan-omongan yang muncul dari para ibu. Suasana memang menjadikan ibu-ibu tampak berbinar wajahnya. Katekese ini ditutup dengan doa umat. Nyanyian selalu muncul dengan lembar fotocopi yang dibawa oleh rombongan.

Karena dalam perkenalan tentang Domus Pacis oleh Rama Yadi juga diinformasikan adanya beberapa usaha menambah kas Komunitas Rama Domus dengan menjual buah-buah hasil kebun, ayam, dan lele, maka selama makan bersama ada ibu yang mendaftar yang mau membeli lele. Sebenarnya Rama Bambang mengatakan bahwa satu lele dijual dengan harga Rp. 1.600,00 dan tidak kiloan karena Domus Pacis tidak punya timbangan. Tetapi ada ibu yang berinisiatif, agar mudah pembayarannya, minta dikemas per tas plastik berisi 6 ekor lele dan dihargai Rp. 10.000,00. Pada sore hari Mbak Tari berkata "Rama, niki arta lele" (Rama, ini uang hasil penjualan lele) sambil menyerahkan uang. Ketika Rama Bambang tahu jumlahnya, dia berkata dalam hati "Lumayan, wis isa diaturke Rama Agoeng. Entuk-entukane kabeh wis ngluwihi targete Rama Agoeng" (Lumayan, sudah dapat setor uang ke Rama Agoeng. Semua penghasilan dari lele sudah melebihi yang ditargetkan oleh Rama Agoeng). Rama Agoeng memang menjadi pengelola bagian ternak lele. 

0 comments:

Post a Comment