Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, April 2, 2014

TERNYATA KELUARGA KIJAN



Dua mingguan yang lalu Pak Rudi dari Mantup, daerah Paroki Administratif Pringgolayan, datang bersama Bu Kijan. Pak Rudi diminta oleh Bu Jono mencari rama untuk memimpin misa arwah peringatan almarhumah ibunya pada 30 Maret 2014. Tetapi selain itu ternyata Bu Kijan mempunyai kepentingan lain. Beliau bilang bahwa Mas Yudi, anaknya yang jadi polisi di Polda DIY, akan memberikan sejumlah uang untuk ungkapan rasa syukurnya atas kurnia yang diterimanya. "Nanging namung sekedhik lho, rama" (Tetapi jumlahnya hanya sedikit lo, rama) kata Bu Kijan ketika Rama Bambang meminta agar yang diberikan diujudkan barang kebutuhan Domus Pacis. Terhadap kata-kata Bu Kijan Rama Bambang dengan hati-hati bertanya "Nyuwun pangapunten, saget mangertos jumlahipun pinten, ta?" (Maaf, kalau boleh tahu berapa jumlahnya?). Sesudah diberi tahu jumlahnya, Rama Bambang berkata "Kados pundi yen diparingi wujud bala pecah kados piring, gelas lan sendhok?" (Bagaimana kalau diberi dalam bentuk seperti piring, gelas, lan sendok?). Ketika dihitung kemungkinan harganya, ternyata uang itu masih sisa. Rama Bambang kemudian menelpon Rama Agoeng bertanya tentang harga jala per kilo dan bambu karena ada rencana membuat kandang ayam yang leluasa.

Pada hari Kamis 27 Maret 2014 dengan tetap diantar oleh Pak Rudi, Bu Kijan bersama Mas Yudi, putranya, datang lagi di Domus. Ada beberapa dos besar mereka bawa. Ternyata dos-dos itu berisi berlusin-lusin mangkuk, gelas, piring, dan sendok. Domus Pacis memang membutuhkan stok seperti ini. Kini kerap ada kepentingan-kepentingan termasuk kehadiran kunjungan tamu-tamu yang membutuhkan alat-alat untuk menata jamuan makan, minum, dan snak. Pemberian ini membuat Domus Pacis pada saat ini sudah tidak harus lagi menyewa. Keluarga Bu Kijan, sesuai dengan ceriteranya, berasal dari Kampung Jogoyudan yang termasuk Paroki Jetis. Walau rumah di situ masih ada, kini keluarga ini pindah menetap di Mantup, Paroki Administratif Pringgolayan. Ternyata ketika berjumpa dalam misa arwah 30 Maret 2014, Rama Bambang menjadi tidak asing lagi dengan keluarga ini. Tepat pada saat melihat Pak Kijan Rama Bambang berseru "Lho, kowe, ta?" (Lho, ternyata itu kamu?). Pak Kijan tertawa dan Rama Bambang pun teringat ketika masa calon imam kerap berada di Paroki Jetis sudah cukup akrab dengan Pak Kijan.

0 comments:

Post a Comment