Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, September 5, 2014

CEGAH PIKUN DENGAN MEMBACA

 dari ruangimaji.wordpress.com 17 Oktober 2012
Maukah kita menderita pikun? Siapkah kita bila kepikunan itu justru mendatangi kita di saat usia kita masih terbilang muda? Tentu tidak ada yang menjawab: Mau…!

Lantas, bagaimana bila kepikunan itu benar-benar menghampiri diri kita? 

Seputar PikunPikun atau demensia adalah gangguan terhadap fungsi otak berupa menurunnya kemampuan berpikir secara drastis. Gangguan yang terjadi berada dalam kondisi sadar kita. Secara sadar kita akan mengalami gangguan inteligensi, daya ingat, bahasa, orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, maupun adaptasi dan kemampuan bersosialisasi. Meskipun demensia sifatnya lamban tetapi semakin lama bisa semakin meluas. Kondisi ini lebih cepat terjadi pada pribadi yang apatis dan tertutup (introvert).

Pikun biasanya terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut. Meski begitu, pikun ternyata dapat pula diderita oleh orang yang masih di usia muda. Umumnya gangguan ini muncul saat kita berusia 50-60 tahun. Namun seiring perubahan gaya hidup dan tuntutan kerja, bukan tidak mungkin kita akan terkena demensia di usia dini. Fase awal demensia ditandai gejala kelelahan, sering gagal saat menjalankan tugas baru, dan sulit mempertahankan kinerja mental. Semakin lama, kita merasa kesulitan melaksanakan tugas-tugas hariannya, dan cenderung perlu dibantu.
Usia yang bertambah tua memang berefek pada fungsi otak dan ingatan. Tapi, bila kini kita mulai linglung dan pelupa, kita harus waspada! Kehilangan ingatan dan penurunan fungsi otak bisa muncul lebih dini akibat stres terus-menerus (http://www.untukku.com/review-untukku/pikun-di-usia-muda-untukku.html).

Kita perlu mewaspadai gejala-gejala demensia agar dapat segera membuat langkah antisipasi atau pengobatannya. Beberapa gejala yang menonjol, antara lain:
1. Mudah lupa dan sulit berkonsetrasi.
2. Terjadi penurunan kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
3. Sering terjebak dalam masalah dan bingung sendiri.
4. Suka berhalusinasi.
5. Sering salah mempersepsikan sesuatu, sering salah orang, tempat, dan waktu.
6. Susah mengingat orang, tempat, dan nomor telepon.
7. Mengalami perubahan kepribadian, seperti mudah jengkel, temperamen, sering cemas, dan mudah ragu.
Nah, bila kita sudah mengalami gejala-gejala tersebut, waspadalah!
Membaca sebagai Solusi

Dewasa ini, masyarakat kita memang belum menjadikan membaca buku sebagai suatu kebutuhan. Kebutuhan akan membaca buku masih selalu tersingkir oleh kebutuhan-kebutuhan lain. Padahal, kegiatan membaca sesungguhnya memiliki banyak manfaat. Di antaranya, dengan membaca otak bisa bekerja dengan baik. Informasi yang diperoleh dapat lebih lama disimpan dalam otak daripada mendengar atau melihat saja. Dengan aktivitas membaca, seseorang dapat mengembangkan imajinasi dan daya pikirnya dari informasi yang diperolehnya. Akhirnya, kemampuan daya nalar dan kreatrivitas seseorang dapat terus berkembang dan memiliki kemampuan daya pikir jauh lebih cepat dibandingkan mereka yang tidak senang membaca.

Info Kesehatan yang dimuat dalam Liputan6.com, Jakata pada 15 Maret 2011 menyebutkan bahwa ternyata masih banyak manfaat lain dari membaca. Madicmagic mencatat, sedikitnya ada lima kegunaan bagi para pecinta aktivitas membaca bagi kesehatan kita, yaitu:

1. Melatih Otak

Satu keuntungan dari membaca buku adalah melatih otak dan pikiran. Membaca dapat membantu otak agar selalu melakukan fungsinya dengan sempurna. Saat membaca, otak diperlukan untuk berpikir lebih sehingga dapat membuat orang lebih cerdas. Tapi untuk latihan ini, membaca buku harus dilakukan secara rutin.

2. Menghilangkan Stres
 

Stres berisiko menumbuhkan beberapa masalah berbahaya. Keindahan bahasa dalam tulisan memiliki kemampuan untuk menenangkan dan mengurangi stres, terutama membaca buku-buku fiksi sebelum tidur. Metode ini dianggap baik untuk mengatasi stres.

3. Menghindari Risiko Penyakit Alzheimer
 

Membaca buku benar-benar dapat meningkatkan kekuatan jaringan otak secara langsung. Ketika membaca, otak akan mengalami rangsangan secara teratur. Kondisi ini dapat mencegah gangguan otak termasuk penyakit alzheimer.
 

Penelitian telah menunjukkan bahwa latihan otak seperti membaca buku atau majalah, bermain teka-teki silang, dan sebagainya, dapat menunda atau mencegah kehilangan memori. Menurut hasil penelitian, kegiatan ini merangsang sel-sel otak hingga dapat terhubung dan tumbuh secara baik.

4. Mengembangkan Pola Tidur Sehat
 

Jika Anda terbiasa untuk membaca buku sebelum tidur, maka hal itu berfungsi sebagai alarm untuk tubuh dan mengirimkan sinyal waktu tidur. Ini akan membantu Anda tidur nyenyak dan bangun segar di pagi hari.

5. Meningkatkan Konsentrasi
 

Orang-orang yang suka membaca akan memiliki otak yang lebih konsentrasi dan fokus. Akibatnya, pembaca akan memiliki kemampuan untuk memiliki perhatian penuh dan praktis dalam kehidupan. Hal ini juga mengembangkan keterampilan objektivitas dan pengambilan keputusan.

Berdasarkan manfaat di atas, terlihat bahwa salah satu manfaat membaca adalah menghindari risiko penyakit alzheimer karena dengan membaca buku terjadi peningkatan kekuatan jaringan otak secara langsung.
Salah seorang Doktor dari Arab Saudi yang bernama Dr. Aidh Al Qarni dalam bukunya ”Laa Tahzan” (Jangan Bersedih) menulis 10 manfaat membaca, yaitu:
1. Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.
2. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
3. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
4. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
5. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan mengingkatkan memori dalam pemahaman.
6. Dengan sering membaca seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksana dan kecerdasan para sarjana.
7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya, baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya di dalam hidup.
8. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku-buku yang bermanfaat.
9. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia,. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat.
10. Lebih lanjut lagi, ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis di antara baris demi baris (memahami apa yang tersirat).
Riset-riset otak mutakhir telah menemukan manfaat membaca dalam menumbuhkan dendrit, salah satu komponen sel saraf otak atau neuron. Membaca kata-kata baru dapat merangsang otak, karena otak suka akan tantangan dan hal-hal baru. Kegiatan membaca adalah kegiatan yang penuh tantangan dan senantiasa membawa seseorang untuk memasuki wilayah baru.

Jadi, kenyataan tak dapat dipungkiri bahwa buku merupakan sumber ilmu pengetahuan, sedangkan kegiatan membaca buku dapat mendatangkan banyak manfaat bagi diri kita. Oleh karena itu, semakin banyak membaca buku, pengetahuan seseorang akan semakin baik dan luas. Bahkan dalam Islam, perintah pertama yang diturunkan berbunyi iqra’ yang artinya ‘bacalah’. Dengan banyak membaca akan dapat menguasai dan membangun peradaban dunia. Dan yang jelas, dengan membaca buku menjadikan diri kita terhindar dari kepikunan di usia dini. (Raden KusdaryokoTjokrosutiksno *)

2 comments:

Ronny Suoth said...

Makasih postingnya, menambah pengetahuan saya. Baik untuk dibaca oleh semua terutama yang menjelang tua.

Domus Pacis Puren said...

Haloooo, Ronny! Puji Tuhaaaan

Post a Comment