Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, September 14, 2014

Sabda Hidup

Senin, 15 September 2014
Peringatan Wajib SP Maria Berdukacita
warna liturgi Putih
Bacaan:
1Kor. 12:31 - 13:13; atau Ibr. 5: 7-9; Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20; Yoh. 19:25-27 atau Luk. 2:33-35.
BcO Est. 3:1-11

Yohanes 19:25-27:
25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. 26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" 27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Renungan:
Kemarin saya mengajak saudara-saudari semua merenungkan kasih orang tua dan kasih Allah yang begitu besar. Orangtua merelakan miliknya untuk anak-anaknya. Allah memberikan segalanya demi keselamatan manusia.
Hari ini kita memperingati Santa Perawan Maria Berdukacita. Mungkin spontan terasa aneh kenapa orang berdukacita kok diperingati. Namun kalau kita pertanyakan lebih lanjut mengapa ibu Maria berdukacita kita akan gampang menerima peringatan ini. Bagiku, dukacita ibu Maria ini menjadi tanda tanggapan manusia atas kasih Allah. Ia hadir secara utuh pada kasih Allah sampai Sang Putera wafat di kayu salib. Ia memberikan teladan bahwa menerima kasih Allah adalah menerima secara utuh yang menggembirakan dan menyakitkan. Kematian Yesus di salib tidak pernah menghapus pengakuan bahwa Yesus adalah anaknya.
Duka dan suka pasti pernah ada dalam sejarah hidup kita. Belajar dari Maria marilah kita berani menerima suka dan duka itu sebagai bagian dari sejarah hidup kita.
 
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam injil Yoh 19:225-27. Hadirlah di sana menemani Santa Perawan Maria yang berdukacita.

Refleksi:
Bagaimana anda menyikapi pengalaman dukamu?

Doa:
Tuhan terima kasih Kauhadirkan Santa Perawan Maria kepadaku. Semoga aku pun bisa menerima pengalaman suka dan duka bersamaMu dan tak mengingkari Engkau dalam hidupku. Amin.

Perutusan:
Aku akan berusaha bertahan walau harus mengalami duka. 

0 comments:

Post a Comment