Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, October 18, 2014

Sabda Hidup

Minggu 19 Oktober 2014
Hari Minggu Biasa XXIX,
Hari Minggu Evangelisasi
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yes. 45:1,4-6; Mzm. 96:1,3,4-5,7-8,9-10ac; 1Tes. 1:1-5b; Mat. 22:15-21. BcO Sir. 26:1-4,9-18

Matius 22:15-21:
15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. 16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" 18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. 20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" 21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Renungan: 
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (Mat 22:21).
Ketika membaca ini aku teringat berita tv yang menyiarkan tentang safari politik presiden terpilih Jokowi kepada lawan-lawan politiknya. Kita ingat betapa kerasnya serangan lawan politik kepadanya, juga ke hal-hal yang pribadi banget. Namun ketika terpilih Jokowi berinisiatif menemui mereka. Lalu apa hubungan tindakan ini dengan bacaan yang kukutip tadi?
Saya melihat Jokowi mampu membedakan persoalan pribadi dan kepentingan bangsa. Kalau mementingkan harga diri pribadi, ia bisa saja mencari aneka cara untuk menyingkirkan mereka yang menghinanya kala kedudukan sebagai presiden sah menjadi miliknya. Namun yang dia pilih adalah membela kepentingan bangsa. Karena mengedepankan kepentingan bangsa maka ia pun mengusahakan keteduhan politik demi kebaikan bersama. Hak kaisar dan hak Allah dia berikan secara tepat.
Kita pun bisa belajar memilah dan memilih mana yang menjadi hak kaisar dan hak Allah. Ketika kepentingan yang lebih besar sedang kita perjuangkan kita tidak perlu merasa harus memenuhi keinginan kita, apalagi keinginan balas dendam. Ketentraman, perdamaian, kesejahteraan, kejujuran dan cinta kasih menjadi kunci mereka yang mencintai Allah, sesama dan bangsa, serta pastinya mencintai dirinya.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu memilah dan memilih serta mewujudkan hak kaisar dan hak Allah.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu ketika harus membela sesuatu walau sebenarnya hatimu sakit.

Doa:
Tuhan semoga aku tidak menjadi sandungan dan mampu memberikan persembahan diri secara tepat dan benar. Amin.

Perutusan:
Aku akan memilah dan memilih tindakan yang tepat dan benar.

0 comments:

Post a Comment