Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, October 4, 2014

Sabda Hidup

Minggu, 05 Oktober 2014
Hari Minggu biasa XXVII
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yes. 5:1-7; Mzm. 80:9,12,13-14,15-16,19-20; Flp. 4:6-9; Mat. 21:33-43. BcO Sir. 1:1-20

Matius 21:33-43:
33 "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. 35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. 37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. 39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. 40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" 41 Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." 42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. 43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.

Renungan:
Menarik apa yang dilakukan Yesus. Ia menceritakan suatu perumpamaan yang artinya mungkin sudah kita mengerti karena sering dibacakan dan dikotbahkan. Setelah menyampaikan perumpamaan Yesus bertanya, "Apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" (Mat 21:40). Dan mereka yang ditanya tidak sadar kalau merekalah yang dimaksud. Karena tidak sadar maka mereka menjawab bahwa para penggarap jahat itu harus dibinasakan dan kebun diserahkan pada penggarap lain (lih ay. 41 dan bdk dg ay. 42-43).
Belajar dari pengalaman ini rasanya kita pun perlu belajar memahami kisah-kisah kritik dan juga memeriksa diri apakah sebenarnya kritik itu mengarah pada diri kita. Kadang karena merasa diri telah baik maka kita lupa kalau kritik itu tertuju pada diri kita dan kemudian serta merta menyampaikan hukuman yang semestinya ditanggung. Kesombongan bisa membuat orang tidak sadar telah menimpakan hukuman berat pada dirinya sendiri.
 
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Mat. 21:33-43. Hadirlah di sana sebagai salah satu pendengar Yesus. Apa jawabanmu atas pertanyaan Yesus?

Refleksi:
Kelengahan apa yang sering anda buat sehingga pada akhirnya anda menghukum diri anda sendiri?

Doa:
Tuhan, bantulah aku untuk selalu sadar akan kelemahan dan kekuranganku agar aku tidak mudah menimpakan hukuman pada mereka yang kuanggap bersalah.  Amin.

Perutusan:
Aku akan introspeksi diri dan tidak mudah menghakimi sesamaku.

0 comments:

Post a Comment