Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, November 15, 2014

LAYAR TANCAP


Sebuah layar lebar telah digelar oleh teman-teman dari Komsos KAS di Ruang Barnabas, ruang pertemuan besar di kompleks Domus Pacis. Kursi sebanyak 60 buah tertata berderet menghadap layar putih itu. Bu Mumun dan Bu Rini dibantu teman-teman dari Domus Pacis membawa beberapa nampan berisi kacang godog, cothot (kue dari ubu kayu berisi gula), tahu susur (tahu goreng tepung berisi kecambah) dan tempe goreng tepung. Minuman air mineral juga dihidangkan. Menu snak ini ditata di meja di belakang deretan kursi. Ternyata di meja itu sudah ada beberapa dos roti yang dibawa oleh Bu Ndari dari Paroki Pringgolayan. Sebentar kemudian datanglah Bu Titik dari Ambarrukmo membawa kacang godog yang disediakan oleh Bu Tatik yang kemudian datang menyusul.

Semua itu dapat dilihat pada Senin 10 November 2014 sekitar jam 17.30 ketika Domus Pacis baru saja diguyur hujan yang cukup lebat. Domus Pacis menyelenggarakan acara pemutaran film produksi Komsos KAS yang berjudul IN TE CONFIDO (Kepada-Mu Aku Percaya) yang menjadi motto penggembalaan almarhum Rama Justinus Kardinal Darmojuwono. Film ini menghadirkan kisah almarhum Rama Kardinal berdasarkan kumpulan kata-kata kunci pengembangan umat yang kerap muncul dari almarhum. Acara ini diumumkan ke umat Lingkungan Puren oleh Ketua Lingkungan dalam pertemuan umat. Rama Bambang menginformasikan lewat FB dan Blog Domus. Maka yang hadir adalah orang-orang yang tersentuh hatinya dan spontan tanpa dorongan institusional. Meskinpun demikian, walau cuaca tidak cerah, rombongan Bu Ndari dari Paroki Pringgolayan sudah datang lebih dahulu. Rama Bambang menyilakan mereka untuk menikmati snak lebih dulu sementara teman-teman Komsos KAS menayangkan beberapa video clip nyanyian-nyanyian rohani di layar lebar. Ketika menyusul berdatangan orang-orang yang akan nonton, mereka semua langsung diminta untuk menyantap snak lebih dahulu. Ternyata, meskipun sebagian besar adalah umat Paroki Pringwulung, ada juga yang berasal dari paroki lain seperti Kalasan dan Minomartani. Mereka sempat saling kenal dan omong-omong. Rama-rama Domus yang tampak selain Rama Agoeng dan Rama Bambang adalah Rama Harto, Rama Yadi, Rama Tri Wahyono dan Rama Giyono.

Acara yang rencananya dimulai pada jam 18.00 mundur 15 menit. Pada jam 18.15 Rama Agoeng tampil mengucapkan selamat datang dan kemudian meminta Rama Bambang untuk berbicara. Rama Bambang berbicara tentang makna belajar sejarah yang dimulai dengan kata-kata Bung Karno Jasmerah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah). Pemutaran film ini diharapkan menjadi pelajaran iman berdasarkan sejarah karya misi lewat salah satu tokoh pembuat sejarah Katolik Keuskupan Agung Semarang. Rama Bambang juga memberi informasi penceritaan yang kadang-kadang menggunakan cara flash back sebagai model omong-omong biasa yang sering kesana-sini menyinggung yang sudah terjadi. Rama Agoeng juga meminta Mas Noel salah satu dari tiga sutradara dan Mas Dani pemeran utama Rama Kardinal untuk menyampaikan sharingnya ketika terjadi proses shooting. Mas Noel yang terbiasa bekerja di house production mengalami suasan rela berbagi di kalangan umat. Ini memberikan pengalaman yang amat membahagiakan sehingga siap untuk ambil bagian bila ada kesempatan pembuatan film di Komsos KAS yang bukan untuk bisnis. Mas Dani mengaku belum pernah belajar dan terlibat dalam perfilman. Tetapi dorongan dan pendampingan yang membuatnya dapat menjalani shooting dengan tenang alami dan mengalami aura magis almarhum  Rama Kardinal. Ketika film ditayangkan beberapa orang masih datang menyusul. Mereka mengambil kursi sendiri dari yang belum ditata. Pada saat pemutaran film selesai, hampir 80 orang yang hadir dipersilakan mengulangi snak yang masih tersedia. Cukup banyak orang yang pulang membawa snak dengan plastik yang disediakan oleh ibu-ibu relawati Domus Pacis.

0 comments:

Post a Comment