Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, November 24, 2014

Sabda Hidup

Selasa, 25 November 2014
Katarina dr Aleksandria, Elisabet dr Reute
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Why. 14:14-20; Mzm. 96:10,11-12,13; Luk. 21:5-11. BcO Dan. 6:5-28

Lukas 21:5-11:
5 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: 6 "Apa yang kamu lihat di situ akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." 7 Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?" 8 Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. 9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." 10 Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, 11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.

Renungan:

Dalam banyak kesempatan saya menemui aneka macam bangunan Gereja yang sangat indah. Ada yang besar dan luas dan ada pula yang kecil dan mungil. Ada yang di tanah lapang dan ada pula yang nempel di tebing batu. Mungkin seperti orang-orang yang ditegur Yesus kala mengagumi bait Allah (bdk. Luk 21:6) begitu pula aku terkagum-kagum dengan geraja-gereja tsb.
Namun ternyata daya ingatku akan bangunan-bangunan indah itu kalah lama dibanding dengan suatu peringatan natal di suatu stasi. Gerejanya sangat kecil. UmatNya tidak banyak tapi memenuhi seluruh gereja. Dengan nada yang tak selalu tepat mereka bersemangat sekali mengidungkan lagu-lagu liturgi natal dengan iringan rebana (Sloka dalam istilah Jawa katolik). Selesai misa mereka bersatu dalam perjamuan sederhana, akrab dan penuh kesukaan.
Siapapun bisa membuat bangunan yang indah. Namun siapapun, rasaku, bisa juga membangun suasana persekutuan yang hidup dan semangat. Bangunan yang indah dan kokoh bisa menginspirasi kita membangun persekutuan yang hidup, segar dan kuat. Andai bangunan runtuh oleh badai dan perang, mereka yang telah kuat persekutuannya akan bangkit. Sebaliknya kala persekutuan tak terbangun gedung gereja yang indah akan terasa kusam, mati dan runtuh (bdk. Luk 21:6).

Kontemplasi:

Pejamkan mata dan hadirkan segala jerih lelahmu dalam mewujudkan dirimu sebagait bait Tuhan.

Refleksi:

Apa hal-hal pokok dalam membangun persekutuan umat beriman?

Doa:
Ya Tuhan semoga aku tidak hanya berhenti mengagumi gereja-Mu namun terus berpacu menghadirkan karya keselamatanMu. Amin.

Perutusan:
Aku mau menjaga keharmosisan gedung gereja dengan kesatuan Gereja.

0 comments:

Post a Comment