Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, November 6, 2014

Sabda Hidup

Jumat, 07 November 2014
Assunta Pallota, Gratia dr Kotar
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Flp. 3:17 - 4:1; Mzm. 122:1-2,3-4a.4b-5; Luk. 16:1-8. BcO Keb 15:18 - 16:13,20-25

Lukas 16:1-8:
1 Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. 2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. 3 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. 4 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. 5 Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? 6 Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. 7 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. 8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

Renungan: 
Jujur saya cukup heran dengan sikap tuan ini, "tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik" (Luk 16:8). Yang mengherankan adalah mengapa ia yang dirugikan kok malah memuji bendahara yang merugikannya. Bendahara itu telah menghambur-hamburkan uangnya, lalu kala mau dipecat malah mengurangi harta tuannya dengan membuat surat pengurangan jumlah pinjaman orang-orang.
Dalam keherananku aku bertanya mengapa sang tuan itu malah memuji si bendahara? Saya mendapatkan satu jawaban yaitu bahwa sang tuan memuji sang bendahara dalam mempersiapkan hidupnya. Kita bisa membaca bahwa sang bendahara melakukan itu karena ia tidak tahu harus bekerja apa dan menumpang di mana kala ia benar-benar dipecat (bdk Luk 16: 3-4). Maka supaya ia mempunyai jaminan hidup kala pemecatan nanti tiba ia melakukan tindakan cerdik dan malah dipuji tuannya walau sang tuan dirugikan.
Kadang kita mengalami masa-masa kelabu dalam hidup kita. Petani bisa mengalami gagal panen. Nelayan paceklik ikan atau cuaca tidak mendukung untuk berlayar. Pegawai di PHK. Maka rasanya kita perlu punya cara-cara cerdas agar siap kala situasi kelam itu datang dan kita tetap mampu bertahan hidup.

Kontemplasi:
Bayangkan suatu pengalaman gelap yang mungkin akan mengacaukanmu. Hal-hal apa yang terbayang sebagai persiapan cerdasmu agar ketika suasana kelam itu datang anda tetap mampu bertahan hidup. 

Refleksi:
Catatlah rencana-rencana hidupmu untuk menghadapi masa-masa kritis.

Doa:
Tuhan semoga aku mampu melihat cahaya kasihMu di situasi-situasi gelap yang mungkin menimpaku. Dengan tuntunan cahayaMu aku percaya tetap bisa melangkahkan hidupku. Amin.

Perutusan:

Aku percaya Tuhan tetap mengirimkan cahaya yang menuntunku keluar dari situasi kelam dan kritis.

0 comments:

Post a Comment