Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, December 14, 2014

Sabda Hidup

Senin, 15 Desember 2014
Yohanes dr Salib
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Bil. 24:2-7,15-17a; Mzm. 25:4bc-5ab,6-7c,8-9; Mat. 21:23-27. BcO 1Taw. 17:1-15

Matius 21:23-27:
23 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu? 24 Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. 25 Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? 26 Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi." 27 Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesuspun berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

Renungan:
Yesus menangkap maksud dari pertanyaan imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi. Mereka tidak secara murni ingin tahu dari siapa kuasa yang digunakan Yesus. Niat mereka terungkap kala mereka mempertimbangkan jawaban atas pertanyaan Yesus (bdk Mat 21:25-26).
Tampaknya tidak semua pertanyaan mesti dijawab. Pertanyaan-pertanyaan yang bernuansa jebakan tak perlu dijawab. Ada aneka cara menghindarinya. Bisa langsung mengatakan maaf tidak bisa menjawab. Bisa hanya dengan senyuman. Bisa juga dengan balik bertanya. Untuk mengambil keputusan jawaban mana yang kita pilih kita perlu mengenali siapa yang bertanya dan mampu menangkap arah pertanyaannya.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Mat. 21:23-27. Lalu lihatlah pengalamanmu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadamu.

Refleksi:
Bagaimana caramu mengenali niat orang kepadamu?

Doa:
Tuhan bukalah budi dan pikiranku agar mampu menangkap aneka persoalan yang kuhadapi. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjawab dengan bijak pertanyaan-pertanyaan yang kuterima.

0 comments:

Post a Comment