Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, January 15, 2015

Lamunan Hari Biasa I

Jumat, 16 Januari 2015

Markus 2:1-12

2:1. Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
2:2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,
2:3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.
2:4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.
2:5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
2:6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:
2:7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"
2:8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
2:9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?
2:10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:
2:11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
2:12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, dalam hal keagamaan ada keyakinan bahwa realitas duniawi itu ada dalam kekuasaan yang disebut Pencipta. Materi, tumbuhan, hewan, dan manusia adalah kaum ciptaan yang segala nasibnya berada di bawah ketentuan Pencipta gaib.
  • Tampaknya, untuk menjaga kebaikan dan kesejahteraannya kaum ciptaan harus menata diri agar tidak bersalah karena bertentangan dengan tatanan gaib Sang Pencipta. Bila terjadi kesalahan seperti ini pemulihannya hanya berada dalam ampunan gaib Sang Pencipta.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa kesejatian Sang Pencipta adalah kemahakuasaan-Nya menjadikan manusia menjadi tanda dan sarana hadir-Nya iklim kasih keterbukaan untuk perjuangan pemulihan berbagai kesalahan ciptaan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan memiliki daya kedalaman batin sehingga hidupnya menjadi alat terselenggaranya segala pemulihan akibat kesalahan kaum ciptaan.
Ah, bagaimanapun Tuhan tak dapat didekati ciptaan.

0 comments:

Post a Comment