Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, January 24, 2015

PEDULI ILAHI


Pada hari Selasa 20 Januari 2015 Kelompok Bantul kumpul Jagongan Iman di rumah Bapak Priyatmodo, dusun Kadiroso. Yang hadir 10 orang bapak dan 23 ibu. Dari pokok Syahadat Katolik yang menjadi pembicaraan adalah kepercayaan kepada Tuhan Yesus yang "turun ke dalam kerajaan maut, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati".

Dari pembicaraan yang terlontar, yang menjadi perhatian utama adalah "turun ke dalam kerajaan maut". Hal ini terjadi karena para peserta yang menggunakan bahasa Jawa memiliki rumusan "kerajaan maut" yang dulu dirumuskan tedhak dhateng naraka (turun ke dalam neraka). Pendapat para peserta pada umumnya berkisar di antara kasih dan kepedulian Kristus kepada manusia yang terumus:
  • Sebagai Allah yang menjadi manusia, Dia merasakan sebagai manusia biasa dan ikut dipanggil oleh Bapa.
  • Neraka dan surga itu buatan Tuhan, maka dikunjungi.
  • Ini menunjukkan kesungguhan cinta Tuhan.
  • Tuhan menjemput dan membuka pintu surga bagi para arwah dari Adam hingga wafat Tuhan yang mengalami surga ditutup. 
  • Tuhan datang untuk meneliti arwah baik dan buruk.
  • Kerajaan Allah itu ada di antara manusia di manapun berada.
Salah satu peserta mempertanyakan rumusan itu dari mana. Hal ini disebabkan si peserta belum pernah menemukannya di dalam Kitab Suci. Dari sini Rama Bambang memberikan wawasan bahwa pegangan beriman dalam Gereja Katolik ada tiga: 1) Kitab Suci sebagai landasan rohani; 2) Tradisi, dogma, dan pedoman sebagai pegangan kesatuan; 3) Tanda-tanda zaman untuk ungkapan dan wujud dalam kehidupan kongkret.

Pendapat para peserta kemudian dikritisi dengan Katekismus Gereja Katolik (KGK). Dari sini ada yang diteguh, ada yang dikoreksi, dan ada perluasan pemahaman. Yang dibacakan adalah KGK no. 632-635:

632   Penegasan Perjanjian Baru yang begitu sering tentang Yesus yang "bangkit dari antara orang mati" (Kis 3:15; Rm 8:11; 1 Kor 15:20) mengandaikan bahwa sebelum kebangkitan Ia tinggal di tempat penantian orang mati. Itulah arti pertama yang diberikan oleh pewartaan para Rasul mengenai turunnya Yesus ke dunia arwah: Yesus mengalami kematian seperti semua manusia dan masuk dengan jiwa-Nya ke tempat perhentian orang mati. Tetapi Ia turun ke tempat ini sebagai Penyelamat dan memaklumkan Warta gembira kepada jiwa-jiwa yang tertahan di sana.
633   Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati, yang dimasuki Kristus sesudah kematian-Nya "neraka", "Sheol" atau "hades", karena mereka yang tertahan di sana tidak memandang Allah'. Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum kedatangan Penebus, apakah mereka jahat atau jujur. Tetapi itu tidak berarti bahwa mereka semua mempunyai nasib sama. Yesus menunjukkan hal itu kepada kita dalam perumpamaan tentang Lasarus yang miskin, yang diterima "dalam pangkuan Abraham". "Jiwa orang jujur, yang menantikan Penebus dalam pangkuan Abraham, dibebaskan Kristus Tuhan waktu Ia turun ke dunia orang mati" (Catech. R. 1,6,3). Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan orang-orang terkutuk dari dalamnya', juga tidak untuk menghapuskan neraka, tempat terkutuk, tetapi untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum Dia.
634   "Juga kepada orang-orang mati, Injil diwartakan" (1 Ptr 4:6). Dengan turunnya Yesus ke dunia orang mati, selesailah sudah penyampaian Warta gembira mengenai keselamatan. Itulah tahap terakhir perutusan Yesus sebagai Mesias -- tahap yang menurut rentang waktu sangat singkat, tetapi menurut nilainya tidak dapat diukur: penyebarluasan karya penebusan kepada semua orang dari segala waktu dan tempat, karena penebusan diperuntukkan bagi semua orang benar.
635   Dengan demikian Kristus turun ke dunia orang-orang mati, agar "orang-orang mati mendengar suara Anak Allah ... dan mereka yang mendengar-Nya, akan hidup" (Yoh 5:25). Yesus, "Pemimpin kehidupan" (Kis 3:15), datang "supaya memusnahkan dia, yaitu iblis, yang berkuasa atas maut dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut" (Ibr 2:14-15). Kristus yang telah bangkit, sekarang memegang di tangan-Nya "segala kunci maut dan kerajaan maut" (Why 1:18), dan "dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi" (Flp 2:10).
"Hari ini suasana sunyi mendalam meliputi dunia, suasana sunyi mendalam dan lengang. Suasana sunyi mendalam, karena raja mengasoh. Rasa takut menguasai dunia dan is menjadi bisu, karena Allah -- dalam daging -- tertidur dan membangunkan manusia yang tidur sejak zaman baheula .... Ia pergi mencari Adam, leluhur kita, mencari domba yang hilang. Ia hendak mengunjungi mereka yang hidup dalam kegelapan dan dalam bayangan maut. Ia datang supaya membebaskan Adam yang tertangkap dan Hawa yang turut tertangkap itu dari penderitaannya. la, yang sekaligus Allah dan anak mereka... `demi engkau Aku menjadi anakmu, Aku, Allahmu ... Bangunlah, hai orang yang sedang tidur ... Aku tidak menciptakan kamu, supaya kamu ditahan dalam penjara dunia orang mati. Bangunlah dari orang-orang mati. Akulah kehidupan orang-orang mati'" (Homili tua pada hari Sabtu Agung).

0 comments:

Post a Comment