Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, January 20, 2015

Sabda Hidup

Rabu, 21 Januari  2015
Peringatan Wajib St. Agnes
warna liturgi Merah
Bacaan:
Ibr. 7:1-3,15-17; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 3:1-6; BcO Kej. 12:1-9; 13:2-18

Markus 3:1-6:
1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. 2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. 3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" 4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. 5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. 6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Renungan:
Ketika ada pergantian pemerintahan ataupun kepengurusan akan ada kelompok yang mengamat-amati. Alasan pengamatan itu beraneka. Ada yang bermaksud menjagai agar tidak jatuh, ada pula yang bermaksud supaya bisa menjatuhkan.  Orang-orang Farisi dan Herodian mengamat-amati Yesus supaya bisa mempersalahkanNya (lih Mrk 3:2). Mereka menunggu apa yang dilakukan Yesus pada hari sabat.
Bagi mereka yang ingin menjatuhkan maka tindakan baik kayak apapun akan menjadi bahan untuk menyalahkan, minimal mempertanyakan. Segala keputusan akan selalu ditemukan kekurangan yang akan dia ungkit dan ajukan kekurangannya. Orang seperti itu membutuhkan pembebasan dirinya untuk menerima yang berbeda dan dari syak prasangka. Tanpa pembebasan ini dia akan selalu mencari celah untuk menjatuhkan. Dan mereka yang diamati perlu yakin dengan tindakannya. Kalau ragu dia akan menjadi lemah dan tidak berbuat apa-apa.

Kontemplasi:
Hadirkan dalam bayanganmu kisah dalam Injil. Temukan padanannya dalam hidupmu sehari-hari. 

Refleksi:
Apa artinya memberikan kesempatan berbuat baik pada orang yang berbeda aliran denganmu?

Doa:
Ya Yesus semoga aku mempunyai kemantapan hati sepertiMu, tetap berbuat baik walau ada ancaman dari mereka yang mau menjatuhkan. Amin.

Perutusan:
Aku mantap berbuat sesuatu walau ada yang mengamat-amati.

1 comments:

Post a Comment