Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, February 24, 2015

TURUN KE "NERAKA" KARNA CINTA


Pada Senin 16 Februari 2015 program Jagongan Iman terjadi untuk Kelompok Gondang. Ini terjadi di rumah Ibu Nardi dan dihadiri oleh 24 orang (18 ibu dan 6 bapak). Tema yang dibicarakan adalah bagian Syahadat Katolik yang berkaitan dengan iman kepada Tuhan yesus "turun ke dalam kerajaan maut, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati". Dalam tulisan ini kata "turun ke dalam kerajaan maut" diberi warna merah karena ini menjadi fokus dalam pembicaraan yang amat seru.

Para peserta, yang terdiri dari kaum tua bahkan lansia dan berbicara dalam bahasa Jawa, teringat terjemahan lama yang berbunyi "tedhak dhateng naraka". Kata "kerajaan maut" dalam terjemahan Jawa lama adalah naraka atau neraka. Di dalam pembicaraan ternyata peristiwa wafat Tuhan Yesus hingga turun ke dalam neraka mendapatkan pokok-pokok pemahaman sebagai berikut:
  • Tuhan turun ke dalam neraka karena cinta-Nya kepada manusia dan mau menebus atau menyelamatkan semua orang termasuk yang sudah meninggal bahkan di neraka.
  • Turun-Nya Yesus ke neraka amat berkaitan dengan misi penebusan yang diemban oleh Tuhan Yesus.
  • Manusia adalah citra Dalem Gusti atau gambaran Allah sehingga mendapatkan pemurnian.
  • Ketika manusia berdosa surga tertutup atau terkunci sehingga orang tak dapat masuk. Yang bisa membuka adalah Tuhan sendiri. Yesus adalah kunci pintu surga.
Terhadap pembicaraan itu Katekismus Gereja Katolik no. 632-634 dibacakan untuk pencerahan:

632   Penegasan Perjanjian Baru yang begitu sering tentang Yesus yang "bangkit dari antara orang mati" (Kis 3:15; Rm 8:11; 1 Kor 15:20) mengandaikan bahwa sebelum kebangkitan Ia tinggal di tempat penantian orang mati. Itulah arti pertama yang diberikan oleh pewartaan para Rasul mengenai turunnya Yesus ke dunia arwah: Yesus mengalami kematian seperti semua manusia dan masuk dengan jiwa-Nya ke tempat perhentian orang mati. Tetapi Ia turun ke tempat ini sebagai Penyelamat dan memaklumkan Warta gembira kepada jiwa-jiwa yang tertahan di sana.
633   Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati, yang dimasuki Kristus sesudah kematian-Nya "neraka", "Sheol" atau "hades", karena mereka yang tertahan di sana tidak memandang Allah'. Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum kedatangan Penebus, apakah mereka jahat atau jujur. Tetapi itu tidak berarti bahwa mereka semua mempunyai nasib sama. Yesus menunjukkan hal itu kepada kita dalam perumpamaan tentang Lasarus yang miskin, yang diterima "dalam pangkuan Abraham". "Jiwa orang jujur, yang menantikan Penebus dalam pangkuan Abraham, dibebaskan Kristus Tuhan waktu Ia turun ke dunia orang mati" (Catech. R. 1,6,3). Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan orang-orang terkutuk dari dalamnya', juga tidak untuk menghapuskan neraka, tempat terkutuk, tetapi untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum Dia.
634   "Juga kepada orang-orang mati, Injil diwartakan" (1 Ptr 4:6). Dengan turunnya Yesus ke dunia orang mati, selesailah sudah penyampaian Warta gembira mengenai keselamatan. Itulah tahap terakhir perutusan Yesus sebagai Mesias -- tahap yang menurut rentang waktu sangat singkat, tetapi menurut nilainya tidak dapat diukur: penyebarluasan karya penebusan kepada semua orang dari segala waktu dan tempat, karena penebusan diperuntukkan bagi semua orang benar.

0 comments:

Post a Comment