Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, April 22, 2015

BANGUNHARJO VI


Pada tanggal 13 April 2015 Kelompok Bangunharjo berkumpul dalam rangka program Jagongan Iman pertemuan keenam. Yang dibicarakan adalah kepercayaan kepada Tuhan Yesus Kristus "yang naik ke surga, duduk di sisi kanan Allah Bapa yang Mahakuasa." Dalam pertemuan yang dihadiri oleh 19 orang (11 ibu dan 8 bapak) ada beberapa pokok yang menjadi pusat pembicaraan:
  • Dengan baptisan kita juga diangkat penjadi putera Allah sehingga ada keyakinan akan ikut naik ke surga sebagaimana Tuhan Yesus.
  • Harapan akan mengalami seperti Tuhan Yesus akan terjadi apabila kita hidup ada dalam jalan Tuhan Yesus.
  • Dengan rumusan itu kita yakin Tuhan Yesus mengalami kekudusan dengan seluruh badan-Nya. Istilah "duduk di sisi kanan" menunjukkan bahwa Dia mendapatkan kuasa.
  • Terhadap hal itu kita mendapatkan tugas menjadi pewarta yang bahagia, karena dengan mengalami kebahagiaan mewartakan peristiwa Tuhan kita dapat mengalami surga di tengah hidup dunia.
Dari pembicaraan itu ada tiga nomor dari Katekismus Gereja Katolik yang dibaca dan diulas:

659   "Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah" (Mrk 16:19). Tubuh Kristus telah dimuliakan pada saat kebangkitan, seperti dibuktikan oleh sifat-sifat baru dan adikodrati, yang dimiliki tubuh-Nya mulai sekarang dan seterusnya. Tetapi selama empat puluh hari, di mana Ia dengan ramah makan dan minum bersama murid-murid-Nya dan mengajarkan mereka mengenai Kerajaan Allah, kemuliaan-Nya masih terselubung dalam sosok tubuh seorang manusia biasa. Penampakan Kristus lantas berakhir dengan masuknya kodrat manusiawi-Nya secara definitif ke dalam kemuliaan ilahi, yang dilambangkan oleh awan dan langit. Di sana Yesus duduk di sebelah kanan Allah. Sebagai kekecualian - dan hanya satu kali - Ia menunjukkan Diri dalam suatu penampakan terakhir kepada Paulus - seperti kepada anak yang "lahir cacat" (1 Kor 15:8) - dan menjadikan dia Rasul.
663   Sekarang Kristus duduk di sisi kanan Bapa: "Dengan ungkapan `di sisi kanan Bapa' kita mengerti kemuliaan dan kehormatan Allah, di mana Putera Allah yang sehakikat dengan Bapa, hidup sejak kekal dan di mana Ia sekarang, setelah dalam waktu terakhir Ia menjadi daging, juga duduk secara badani, karena daging-Nya turut dimuliakan" (Yohanes dari Damaskus, f. o. 4,2).
664   Duduk di sebelah kanan Bapa berarti awal kekuasaan Mesias. Penglihatan nabi Daniel dipenuhi: "Kepada-Nya diberikan kekuasaan, kemuliaan, dan kekuasaan sebagai raja. Segala bangsa, suku bangsa, dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal dan tidak akan lenyap. Kerajaan-Nya tidak akan musnah" (Dan 7:14). Sejak saat ini para Rasul menjadi saksi-saksi "kekuasaan-Nya", yang "tidak akan berakhir" (Syahadat Nisea-Konstantinopel).
Dari ulasan ini yang menjadi pembicaraan lanjut adalah "tubuh" yang dimuliaan dan dihormati.

0 comments:

Post a Comment