Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, April 25, 2015

Sabda Hidup

Minggu, 26 April  2015
Paskah HARI MINGGU PASKAH IV
Hari Minggu Panggilan
warna liturgi Putih
Bacaan:
Kis. 4:8-12; Mzm. 118:1,8-9,21-23,26,28cd,29; 1Yoh. 3:1-2; Yoh. 10:11-18. BcO Why. 12:1-17

Yohanes 10:11-18:
11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; 12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. 13 Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. 14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku 15 sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. 16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. 17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. 18 Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."

Renungan:
Suatu kali seorang yang bekerja di tambak melihat ikan-ikan di tambak mati. Ia diam saja. Ia tidak berbuat apa-apa karena majikannya sedang ke luar kota. Setiap hari ikan yang mati bertambah. Ketika majikannya pulang, ia kaget karena ikan-ikannya mati. Ia pun bertanya kepada pekerjanya, "Kenapa ikannya pada mati dan bangkainya tidak diangkat?" Sang pekerja menjawab, "Iya saya tunggu tuan pulang supaya bisa melihat sendiri bahwa ikan-ikannya mati." "Ya ampun, harusnya kamu segera angkat yang mati supaya tidak menular. Kenapa malah menungguku," kata pemilik tambak.
Seorang pekerja berbeda dengan pemilik. Sang pemilik sadar kalau ada ikan yang mati mesti segera diambil supaya tidak membusuk dan menulari yang lain. Namun sang pekerja membiarkan ikan-ikan mati itu supaya dilihat sang majikan ketika pulang (bdk. Yoh 10:11-12).
Tangggungjawab seorang pemilik memang beda dengan pekerja. Seorang gembala baik beda dengan gembala upahan. Marilah kita belajar menjadi gembala yang baik dalam hidup kita. Menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan berani menjaga kawanan domba yang dipercayakan kepada kita dan tidak membiarkannya mati dan terancam.

Kontemplasi:
 
Bayangkan kisah gembala baik dan upahan. Timbalah daya gembala baik.

Refleksi:
Apa yang perlu kaulakukan untuk menjaga kawanan domba yang dipercayakan padamu?

Doa:
Tuhan Gembalaku, jagailah aku kawananMu dari segala macam bahaya yang mengancam. Amin.

Perutusan:
Aku akan belajar menjadi gembala yang baik.-nasp-

0 comments:

Post a Comment