Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, April 21, 2015

WIS TUWA, KIJENAN (Kesendirian di Masa Tua)


SEBUAH PERTIMBANGAN

1.      Sendiri Kesepian

Kaum lanjut usia banyak digambarkan sebagai:
·         Terganggu kesehatan
·         Disabilitas atau kemampuan berkurang
·         Secara fisik kurang aktif
·         Tidak berdayaguna
·         Tergantung pada orang lain
·         Pemarah
·         Buruk rupa karena keriput dan peyot
·         KESEPIAN.

Sebagai salah satu gambaran, KESEPIAN amat erat dengan rasa kesendirian. Dengan mengacu pada teori pelepasan (diseangagement theory) Bapak Prof. Dr. Dicky, yang menyebut kaum lansia dengan istilah adiyuswo (usia indah), mengatakan “Disatu pihak ketika orang menjadi adiyuswo maka mereka cenderung menarik diri dari masyarakat, dan di lain pihak masyarakat juga semakin kurang melibatkan para adiyuswo. Para adiyuswo secara sistematis melepaskan diri dari peran sosial yang diembannya ketika mereka menyadari kematian yang tidak bisa dihindarinya di masa depan. Masyarakat menyadari bahwa adiyuswo sebentar lagi wafat sehingga masyarakat mempersiapkan generasi lebih muda untuk mengisi peran yang dulu diemban oleh adiyuswo.

Terjadinya pelepasan diri berkaitan dengan keadaan kaum lansia yang mengalami kemerosotan kognitif. Kemampuan logisnya menurun sehingga sulit mengingat yang pernah dihadapi sesudah tua. Hal ini diperparah dengan masalah sosio-budaya seperti yang disodorkan oleh salah seorang ahli yang bernama Suardiman:
·         Masa lansia dapat ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik dengan anggota keluarga, anggota masyarakat serta teman kerja akibat terputusnya hubungan kerja karena pensiun.
·         Meluasnya keluarga inti (nucleus family) yang mengurangi bahkan menghilangkan peran keluarga luas (extended family) juga mengurangi kontak sosial usia lanjut.
·         Kurangnya kontak sosial dapat menimbulkan rasa kesepian atau murung.

Pengalaman kesendirian menjadi kesepian bagaimanapun juga merupakan hal yang subyektif. Hal-hal berikut dapat diperhatikan:
·         Rasa kesepian dihasilkan oleh karena kekurangan hubungan sosial seseorang.
·         Rasa kesepian merupakan gejala subyektif sehingga seseorang bisa sendiri tanpa merasakan kesepian namun orang lainlah yang merasakan atau menduga.
·         Rasa kesepian bersifat tidak menyenangkan dan membuat sedih.

Kesendirian menjadi kesepian karena hal-hal sebagaimana dinyatakan di bawah ini:

1.      Perubahan dalam hubungan sosial yang dimiliki seseorang
            a) Terputusnya hubungan.
                Sebuah hubungan emosional yang erat antara dua pribadi berakhir karena perceraian atau putus cinta.
            b) Perpisahan ragawi.
                Di masyarakat yang mobilitasnya tinggi, berpisah dengan keluarga atau teman lama itu biasa. Misal para isteri akan mengikuti suaminya jika suami dipindah oleh tempatnya bekerja sehingga kehilangan teman lama dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Meski rasa kesepian bersifat sementara.
            c) Perubahan status.
                Misalnya dulu menjadi pemimpin, relasinya banyak tetapi sesudah pensiun relasi berkurang. Seorang ibu kehilangan peran ketika anaknya pada dewasa dan meninggalkan rumah sehingga muncul gejala “sangkar kosong” (dapat membanggakan dan menceritakan tentang anak-cucu seolah-olah ada bersama padahal di rumah hanya sendirian).       

2. Faktor ciri sifat pribadi yang mempengaruhi rasa kesepian
     a) Rasa malu
     b) Harga diri
     c)  Ketrampilan social.

3. Faktor situasi dan budaya
    a) budaya individualistik lawan budaya kolektivistik.


2.      Sendiri Tak Kesepian

Kesendirian menjadi kesepian terutama dikarenakan oleh lepasnya orang dari hubungan sosial. Dari sini sekalipun sudah hidup sendiri agar tidak menderita kesepian orang harus mengembangkan hubungan sosial. Bapak Dicky mengetengahkan teori kegiatan (activity theory) yang pada intinya “Adiyuswo akan bahagia jikalau mereka tetap aktif dan menjaga interaksi sosial. Kegiatan tersebut jika bermakna maka akan membantu adiyuswo menggantikan peran yang hilang dalam hidup sesudah masa pensiun.”  

Dari berbagai sharing peserta Novena di Domus Pacis 12 April 2015, ada sikap dan tindakan yang membuat orang tidak kesepian walau sudah tua dan mengalami kesendirian:
·         Berjuang untuk mandiri dan tidak ditolong oleh anak dan cucu sekalipun dahulu mereka menjadi tanggungjawabnya.
·         Mencari tambahan penghasilan sendiri sesudah pensiun dengan menggunakan potensi yang ada dalam diri misalnya jadi penulis dan membuat serta menjual jamu.
·         Ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.
·         Berusaha menjalani firman Tuhan sehingga dengan sepi sendiri siap untuk tak terpakai bahkan siap wafat karena “biji gandum harus mati untuk menghasilkan buah berlimpah”.
·         Ikut kumpulan yang bernuansa pembelajaran sebagaimana dalam Novena Ekaristi Seminar di Domus Pacis. Andaikan di dalam kelompok pembelajaran terjadi diskusi bahkan debat, kaum lansia dapat mempertahankan dan mengembangkan kesadaran diri.


SEBUAH PENEGUHAN IMAN

Injil yang dibacakan dalam pembicaraan ini diambil dari Hari Minggu Paskah II 12 April 2015, yaitu Yoh 20:19-31. Rama Bambang mengambil ayat 19-23 yang berbunyi:
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"  Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."

Dari bacaan itu para murid yang terpencil dari pergaulan sosial di masyarakat, karena menjadi pengikut Yesus, dari susah penuh ketakutan kemudian menerima damai sejahtera dari Tuhan. Hal ini terjadi karena mereka:
·         Ikut kumpulan iman. Dari berkumpul dengan sesama kaum beriman kita akan melihat segala susah derita (bandingkan dengan luka-luka Yesus) justru merupakan kemuliaan hidup (bandingkan dengan kebangkitan Kristus). Segala kekurangan bahkan kesendirian di masa lansia kalau disatukan dengan Tuhan lewat persekutuan iman justru menjadi keceriaan yang mengagumkan.
·         Menjadi misionaris pengampunan. Kesungguhan terlibat dalam aktivitas iman membuat orang mengalami kekuatan Roh Kudus yang menjadikan kita utusan ilahi untuk tugas menyebarkan hidup pengampunan. Barangkali dengan makin tua seseorang dapat merasakan tidak cocok dan menganggap hal-hal yang dilakukan oleh orang lain tidak benar. Apalagi berhadapan dengan kaum muda, kaum tua dan lansia dapat merasakan pola yang amat berbeda. Pengampunan dosa adalah sikap rekonsiliasi, yaitu kesediaan terbuka untuk berhubungan dan berjuang ikhlas menerima perbedaan dan bahkan yang bertentangan. Dengan demikian kaum lansia dalam kegiatan sosial akan menjadi penghadir kegembiraan.

0 comments:

Post a Comment