Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, May 10, 2015

LANSIA BERIMAN MERENCANA MAKAN


Tulisan ini merupakan sajian hasil mengikuti pembicaraan dalam Novena Ekaristi Seminar pada hari Minggu 3 Mei 2015 di Domus Pacis. Dalam acara ini dr. Andry Hartono, SpGK hadir dalam tema NGATI-ATI MILIH PANGAN (pola makan di usia tua). Tema ini didasari oleh pertimbangan bahwa “Kondisi kaum tua/lansia makin lama makin lemah bisa karena pertambahan usia dan bisa karena kesehatan. Tetapi kelemahan fisik dapat menjadi segar ketika kaum tua/lansia dapat bijak dalam menentukan pola makan.”  Bahan untuk penulisan diambil dari pembicaraan, buku tentang terapi gizi, dan tulisan dari internet.

A.     PERTIMBANGAN KESEHATAN

Peran Sel dalam Tubuh

Tubuh manusia untuk mencapai kesehatan amat bergantung pada kondisi sel. Kata sel berasal dari bahasa Latin yang berarti ruang kecil. Ini untuk memberikan nama unsur terkecil yang ada dalam tubuh makhluk hidup. Secara umum sel dapat dimengerti dengan rumusan sebagai berikut:
“Sel merupakan unit (satuan, zarah) terkecil dari makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri.Secara setruktural, tubuh makhluk hidup terrsusun atas sel-sel sehingga sel disebut satuan setruktural makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat menyelenggarakan kehiduoan jika sel-sel penyusun itu berfungsi. Karena itu sel juga disebut satuan fungsional makhluk hidup. Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk hidup. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat di wariskan kepada keturunan.” (http://materi-sma1.blogspot.com)

Dengan pengertian itu orang menjadi sehat atau tidak amat tergantung dari kondisi sel dalam tubuhnya. Sel yang terus dapat memperbarui diri akan membuat tubuh menjadi sehat atau paling tidak akan menjaga kondisi terpelihara dan terkendali bila kena penyakit. Tetapi sel dapat menjadi racun dalam tubuh bila tidak ada dalam kondisi baik. Ini semua tergantung pada makanan yang disantap oleh seseorang.

Sindrom Metabolik

Dalam hal makanan yang disantap oleh seseorang hingga menjadi asupan dalam sel terdapat proses kimiawi yang berkaitan dengan yang disebut metabolisme. Pernyataan berikut dapat membantu untuk memahami apa itu metabolisme:
“Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua makhluk hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metabole” yang berarti perubahan, dapat kita katakan bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah dan mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.” (http://softilmu.blogspot.com/2014/01)

Makanan yang disantap akan diproses dalam tubuh orang dan bila lancar sari-sarinya akan diedarkan untuk menyehatkan sel-sel yang ada dalam tubuh dan membuat sel-sel selalu dapat diperbarui. Tetapi kalau proses metabolik tidak baik yang pertama-tama terganggu adalah sel-sel darah yang mempunyai tugas utama menjadi pengedar ke sel-sel lain dalam keseluruhan tubuh. Dari sini dapat dipahami bahwa sindrom (gejala bahaya kesehatan) yang mencolok dalam metabolisme dekat kaitannya dengan gangguan diabetes. Merujuk ke buku Sehat dengan Gaya Hidup tulisan Radyanto Iwan Widya Hartono dan dr. Andry Hartono (Rapha Publising, 2014 hal 21) “Sindrom Metabolik merupakan prediabetes yang terdiri dari sekumpulan keadaan yaitu:
  •  Gemuk dengan perut buncit (lingkaran perut pria di atas 90 cm dan wanita di atas 80 cm)
  •   Kadar trigiserida di atas 175 mg/dl
  •  Kadar kolesterol LDL di atas 150 mg/dl
  •  Kadar kolesterol HDL di bawah 45 mg/dl, dan
  •  Tekanan darah di atas 140/90 mmHg.”

Orang ditengarai mengidap sindrom metabolik kalau sudah mengalami 3 dari 5 tanda tersebut. Untuk menghindarinya yang harus dilakukan adalah menjaga (bila dalam keadaan sehat) atau mengubah (bila menderita penyakit) gaya hidup termasuk pola makan dan aktivitas sehari-hari.

Diet dan Perencanaan Makan

“Diet yang baik harus memberikan asupan gizi yang baik dan seimbang. Baik berarti makanannya harus mengandung semua unsur gizi yang lengkap, sementara seimbang berarti asupan tersebut dengan jumlah yang tidak boleh berlebih maupun kurang menurut kebutuhan individual” (idem Radyanto Iwan Widya Hartono dan dr. Andry Hartono hal 24). Kekurangan gizi akan membuat tubuh rentan terhadap infeksi sehingga mudah kena TB dan kekurangan kalori dan protein. Sementara itu apabila berlebih orang akan kelebihan lemak dan rentan mengalami penyakit metabolik, vaskular (pengapuran pembuluh darah) dan bahkan gangguan imunitas.


Untuk mengatur makanan sehat orang harus mengurangi bahkan menghindari makanan yang tergolong junk food atau makanan sepat saji, yaitu makanan yang gizinya tidak seimbang karena kaya lemak tetapi kurang serat. Makanan ini tak boleh menjadi makanan harian karena hanya terasa lezat disantap dan mudah membuat orang ketagihan. Yang termasuk junk food misalnya humburger, pizza, hod dog, dan minuman soda. Dokter Andry mengatakan “Mengikuti pola makan tradisional seperti yang dikonsumsi oleh orangtua atau kakek nenek kita dengan menu-menu yang memberikan gizi seimbang sebetulnya sudah merupakan terapi gizi medik untuk mencegah atau mengendalikan sindrom metabolik jika pola tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari” (idem hal 27).

B.      MEMBANGUN GAYA HIDUP

Terhadap pemahaman tentang pola makan baik di atas yang menjadi soal adalah bagaimana itu dapat operasional terjadi dalam perilaku kongkret sehari-hari. Dokter Andry menampilkan 5 langkah untuk memerangi sindrom metabolik (lihat idem hal 22):
  • Stres harus dikelola dengan baik.
  • Aktivitas fisik dan olah raga aerobik dilakukan secara teratur seimbang dengan istirahat.
  • Diet dan perencanaan makanan dilakukan dengan gizi seimbang.
  • Alkohol dan rokok dihindari.
  • Regular checkup bagi yang sehat dan kontrol rutin bagi yang sakit.
Kemampuan Mengelola Stres Menjadi Penentu

Bagaimanapun juga diet dan perencanaan makan merupakan gaya hidup seseorang untuk mendapatkan kemantapan diri. Tetapi gaya hidup yang keliru akan membuat orang justru mengalami kekacauan diri. Yang menarik sebagai gaya hidup, diet dan perencanaan makan berada dalam posisi ketiga sesudah terjadi langkah pertama dan langkah kedua. Dan yang lebih menarik semua langkah mengatur fisik (kedua hingga kelima) ditentukan oleh kemampuan psikologis sebagai langkah pertama. Orang baru dapat menata urusan tubuh (olah raga, istirahat, makan, selera, kesehatan) kalau dia mampu menata dirinya. Dia akan akan memiliki rasa tenang baik ketika gembira maupun susah.

Berkaitan dengan kesehatan orang dapat mengendalikan dan mampu menenangkan diri ketika menghadapi kondisi badan yang tak baik terutama ketika menderita sakit berkelanjutan. Sakit berkelanjutan ini biasanya di sekitar gula darah, asam urat, kelebihan lemak, dan hipertensi. Orang yang mampu mengendalikan rasa stres akan dapat mengatur diri dalam hal makanan yang baik untuk disantap dan dihindari demi kesegaran tubuhnya.

Terang Iman

Berkaitan dengan kemampuan mengelola perasaan stres seorang pengikut Kristus akan mendapatkan landasan kerohanian di dalam Kitab Suci. Orang yang dapat mengelola stres kiranya harus memiliki sikap sabar dan pengendalian diri. Di sini Santo Paulus berkata “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,  kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Gal 5:22-23)

Hidup dalam Roh adalah hidup mengikuti Tuhan Yesus Kristus dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat. Bersekutu dengan Yesus dapat dipahami misalnya dengan gambaran yang terdapat dalam Injil Yohanes 15:1-8:
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Dalam gambaran pohon anggur orang sungguh dapat hidup dalam kesegaran dan dapat menghadirkan kenikmatan bagi orang lain kalau bersatu dengan Yesus sebagai pokok anggur. Yesus adalah sumber hidup bagaikan pokok anggur yang akan tetap hidup kalau dipotong bagian atas maupun bawah. Bagi orang, untuk mengalami hidup penuh damai dan sejahtera, Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup (lih Yoh 14:6). Secara kongkret daya hidup iman ini dapat dikembangkan kalau orang memiliki kebiasaan hidup dalam keheningan. Untuk menjaga keheningan hati orang perlu selalu menyempatkan diri menyendiri sekitar 30 menit setiap hari untuk diam merasakan dan menimbang-nimbang kehidupan kongkretnya. Dengan ini orang akan menemukan pemahaman apa yang sebaiknya terjadi dalam dirinya agar selalu segar sekalipun ada dalam keadaan sakit berkelanjutan seperti misalnya diabetes dan hipertensi. Pemahaman hasil keheningan ini akan menjadi dorongan batin yang memampukan orang menata aktivitas fisik termasuk istirahatnya, perencanaan makan, dan menghindari selera fisik yang membahayakan hidup. Inilah gaya hidup beriman yang akan membuahkan gaya hidup yang membuat sehat. Segala proses penataan yang disertai rasa tak enak akan menjadi jalan penyangkalan diri dan beban salib harian untuk ikut Tuhan Yesus Kristus. Tindakan iman ini justru menjadikan salib sebagai susah derita ragawi yang membawa nikmat keseluruhan diri lahir dan batin.

0 comments:

Post a Comment