Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, May 26, 2015

RAMA TRI WAHYONO??


Sekitar jam 11.00 hari Minggu 24 Mei 2015 Mas Abas bilang pada Rama Bambang "Rama wonten tamu saking Kalasan" (Rama ada tamu dari Kalasan). Ternyata 15 orang ibu-ibu tua bersama 2 orang bapak dan 1 orang bruder CSA datang khusus berkunjung untuk para rama Domus Pacis. Sementara itu yang dapat menyambut 4 orang rama karena Rama Agoeng dan Rama Yadi baru pergi sementara Rama Joko harus berada di kamarnya. Para tamu ini adalah rombongan Kelompok WOROSEMEDI (paguyuban para janda Katolik) Paroki Kalasan. Mereka baru saja mengunjungi Panti Asuhan di Sumber Berbah yang diasuh oleh para suster ALMA. Kehadiran para ibu di Domus Pacis, sesudah ada pengantar dari satu bapak Ketua Bidang Paguyuban Dewan Paroki, langsung diisi dengan doa untuk para imam. Sesudah doa ada omong-omong santai antara para pengunjung dengan Rama Hantara, Rama Harto, Rama Tri Wahyono dan Rama Bambang.

Ada satu peristiwa yang paling tidak bagi Rama Bambang amat mengharukan. Ketika memperkenalkan para rama yang ikut menyambut, Rama Bambang sampai ke salah satu Rama. Dia bertanya kepada para tamu "Hayoooo ..... Iki sapa? Wis dha ngerti durung?" (Ayoooo .... Ini siapa? Sudah kenal belum?) sambil menunjuk sang rama. Para tamu bertanya-tanya satu sama lain. "Wis tau neng Kalasan, lho" (Beliau sudah pernah di Kalasan). "Sinten nggih?" (Siapa ya?) beberapa secara spontan bertanya. Ketika Rama Bambang berkata "Dhek jaman Rama Yadi neng Kalasan, karo sapa?" (Ketika Rama Yadi berkarya di Kalasan, beliau bersama siapa?), banyak yang langsung berseru "Rama Suntoro". "Bar Rama Suntoro?" (Sesudah Rama Suntoro?) Rama Bambang melanjutkan yang disahut "Rama Tri Wahyono". "Lha ya iki Rama Tri Wahyono" (Inilah Rama Tri Wahyono) kata Rama Bambang sambil menunjuk ke Rama Tri. Para tamu banyak yang berseru tertahan "Ooooh ...." Mereka langsung berebut menghampiri Rama Tri memegang tangannya. Ternyata dengan kondisi Rama Tri sekarang mereka menjadi lupa. Barangkali dalam bayangan para tamu yang ada adalah Rama Tri yang gagah dengan gaya bicaranya yang lugas dan keras volumenya. Kini Rama Tri karena sakitnya sudah banyak tersandar di kursi roda dengan pelupuk mata banyak terpejam dan susah berbicara.

0 comments:

Post a Comment