Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, May 27, 2015

Sabda Hidup



Kamis, 28 Mei2015
Hari biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Sir. 42:15-25; Mzm. 33:2-3,4-5,6-7,8-9; Mrk. 10:46-52. BcO 1Kor. 16:1-24

Markus 10:46-52:
46Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.47Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"48Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"49Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."50Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.51Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"52Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Renungan:
Ada banyak halangan bagi Bartimeus, seorang pengemis buta, bertemu dengan Yesus. Ketika ia memanggil-manggil Yesus orang-orang pun menegur dia dan menyuruh diam (bc Mrk 10:48). Namun niat bulat Bartimeus tak bisa digoyahkan. Ia terus memanggil nama Yesus sampai Yesus mendengar dan menanggapinya.
Dalam hidup kita sering halangan seperti itu kita alami. Kala kita hendak maju melakukan sesuatu yang baik dan mungkin agak beresiko, ada banyak suara yang berusaha menghentikan langkah kita. Kadang-kadang suara-suara tersebut sungguh menggagalkan langkah kita. Namun belajar dari Bartimeus, nampaknya kita sungguh perlu membangun iman yang mantap dan niat yang bulat kala mau melangkah. Kematangan iman dan niat ini akan membebaskan kita dari aneka macam usaha pencegahan. Kita berani terus maju walau sedikit yang mendukung. Pada saatnya kita akan menemukan mukjijat yang menyertai langkah kita.

Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Ingatlah satu peristiwa kala anda mantap memperjuangkan sesuatu walau harus melangkah dengan dukungan yang minim.

Refleksi:
Apa kekuatanmu untuk melangkahkan tindakan walau tanpa dukungan?

Doa:
Tuhan terima kasih telah memberi teladan Bartimeus yang yakin dengan PuteraMu. Semoga aku pun mempunyai keyakinan kuat seperti dia. Amin.

Perutusan:
Aku akan membulatkan tekad dan niatku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment