Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, August 19, 2015

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Bernadus, Abas dan Pujangga Gereja
Kamis, 20 Agustus 2015

Matius 22:1-14

22:1. Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
22:2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.
22:3 Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.
22:4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.
22:5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,
22:6 dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.
22:7 Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.
22:8 Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu.
22:9 Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
22:10 Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
22:11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
22:12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.
22:13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
22:14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, banyak agama menggambarkan sebagai Tuhan yang Mahakuasa. Tuhan adalah penentu mutlak dari berbagai nasib manusia kelak di alam baka.
  • Tampaknya, dalam banyak agama Tuhan juga digambarkan sebagai pemberi aturan-aturan untuk masuk kegembiraan abadi. Orang sebagai umat harus taat melaksanakan perintah dan menyingkiri larangan-Nya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa keabadian adalah suasana ceria tentram penuh kebebasan sehingga Tuhan bukanlah sosok kuasa memerintah tetapi pengundang ikut dalam kebahagiaan sejati yang sulit dipahami oleh kaum feodalis tetapi justru mudah diterima oleh rakyat dan kaum merakyat yang tak terkotak-kotak oleh status dan mudah berdialog. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan terbuka bergaul, berdialog, dan berbagi dengan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.
Ah, yang ilahi itu suci maka tak sembarang orang dapat mendekat.

0 comments:

Post a Comment