Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, November 30, 2015

Sabda Hidup



Selasa. 01 Desember 2015
B. Dionisius dan Redemptus
Warna Liturgi Merah 
Bacaan
Yes 11:1-10, Mzm 72:2,7-8,12-13,17, Luk 10:21-24

Lukas 10:21-24:    
21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." 23 Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. 24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."

Renungan:
Kepuasan seorang guru tampak kala yang diajarkan dimengerti dengan baik oleh muridnya. Mereka akan tampak makin gembira kala anak-anak didiknya lulus ujian, juga dengan nilai baik.
Yesus pun bersyukur. "Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus" (Luk 10:21). Ia bersyukur karena yang diajarkanNya dimengerti dan diikuti oleh orang-orang sederhana. "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu" (Luk 10:21).
Sering terasa orang sederhana begitu mengimani Tuhan. Mereka tekun berdoa, hidup selaras dengan kehendakNya. Memang mungkin mereka tidak mampu menerangkan apa yang diimani, namun mereka sungguh-sungguh mengimani yang dipercaya. Sesuatu yang tak terlihat oleh cerdik pandai sudah mereka miliki dan tanam dalam batin mereka.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Hadirkan dalam bayanganmu seorang tua yang tekun berdoa. Matanya terpejam. Doanya khusyuk. Ia bersatu dengan Tuhannya.

Refleksi:
Apa yang membuatmu bersyukur?

Doa:
Tuhan, Engkau telah membuka mata hati kami untuk percaya kepadaMu. Walau kami tidak mampu menjelaskan namun kami mengimaniMu. Teguhkanlah selalu iman kami. Amin.

Perutusan:
Aku bersyukur boleh bersapa dengan Tuhan secara personal. -nasp-

0 comments:

Post a Comment